Tiba-tiba Black-Tooners meluru laju ke dalam rumah. Laju bak kilat. Anak-anakku berlari-lari cuba menghambat Black-Tooners keluar. Ia bagai telah terperangkap. Black-Tooners panik! Pintu yang luas di sebelah dapur telah kami bukakan untuk Black-Tooners keluar. Tapi ia terlalu gemuruh untuk lari keluar mengikut arah itu. Ia lebih cenderung untuk mencuba meloloskan dirinya melalui tingkap ram yang jauh lebih sempit dari muka pintu. Sebisik suara pun tak terdengar diluahkan oleh Black-Tooners. Semakin kami mendekati, semakin takutlah ia dan semakin bingunglah akan langkah yang paling wajar untuk diambil oleh Black-Tooners. Akhirnya kami tinggalkan ia sendirian berusaha melepaskan diri dari lingkungan rumah kami yang sesak.
Tak lama kemudian, kami datang lagi ke dapur. Black-Tooners telah lesap. Dia telah berjaya lari! Kami rasa dia keluar ikut pintu, setelah menyedari lubang tingkap ram terlalu sempit untuk ia masukkan kepalanya yang sebesar penumbuk aku.
Tapi siapakah Black-Tooners sebenarnya. Aku pun tak tau. Ia kucing jalanan yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah kami untuk cari makan. Tapi bila menyedari kehadiran manusia di situ, ia jadi kelam kabut dan berusaha keras untuk lari. Siapa yang menggelarkannya Black-Tooners? Siapa lagi kalau bukan Amier. Nama itu pun diberikannya secara spontan. Dan kami akan ingat Black-Tooners seandainya ia menjengah lagi ke rumah kami.
Black-Tooners terperangkap! |
No comments:
Post a Comment